Sejarah koperasi di Indonesia tidak terlepas dari kehadiran bank simpan
pinjam para Priyayi pada tahun 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah dengan nama De
Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandscahe Hoofden, yang dipelopori oleh
Raden Ngabei Aria Wiriatmadja, Patih Purwokerto dan kawan-kawan. Perkembangan
koperasi di Indonesia menggunakan azas kekeluargaan, menolong satu sama lain
dan saling bergandengan tangan. Bertujuan untuk meningkatkan gerakan ekonomi
rakyat dan koperasi berfungsi untuk membangun kemampuan dan potensi anggota
koperasi. Wadah koperasi untuk menghasilkan atau memasarkan barang dan jasa.
Koperasi
Simpan Pinjam Sukma Mulya
Koperasi Sukma Mulya kota Semarang yang didirikan pada tahun 2000. Koperasi ini dirintis dengan modal awal yaitu sebesar 10 juta rupiah dengan jumlah anggota sebanyak 40 orang. Dengan modal awal 10 juta rupiah sekarang koperasi Sukma Mulya sudah mempunyai aset berkisar ratusan juta rupiah. Koperasi Sukma Mulya ini awalnya bergerak pada bidang simpan pinjam. Pada tahun 2007 memperluas bidang usaha koperasi yaitu mulai menjadi suplaiyer ATK dan kebutuhan kantor pengadaan barang yang nilainya di bawah 100 juta.
Hasil dari memperluas bidang usaha koperasi cukup signifikan dalam perolehan keuntungan bagi koperasi. Aset koperasi Sukma Mulya mencapai 140 juta rupiah pada triwulan I tahun 2013 karena adanya pengembangan bidang usaha. Koperasi ini tidak cepat puas dan terus menggali bidang usaha yang akan dimasukkan seperti sedang menyiapkan persyaratan menjadi kontraktor untuk lebih memperluas bidang usaha dalam mencapai kesejahteraan dan kesuksesan. Koperasi Sukma Mulya memiliki visi dan misi yaitu
Koperasi Sukma Mulya kota Semarang yang didirikan pada tahun 2000. Koperasi ini dirintis dengan modal awal yaitu sebesar 10 juta rupiah dengan jumlah anggota sebanyak 40 orang. Dengan modal awal 10 juta rupiah sekarang koperasi Sukma Mulya sudah mempunyai aset berkisar ratusan juta rupiah. Koperasi Sukma Mulya ini awalnya bergerak pada bidang simpan pinjam. Pada tahun 2007 memperluas bidang usaha koperasi yaitu mulai menjadi suplaiyer ATK dan kebutuhan kantor pengadaan barang yang nilainya di bawah 100 juta.
Hasil dari memperluas bidang usaha koperasi cukup signifikan dalam perolehan keuntungan bagi koperasi. Aset koperasi Sukma Mulya mencapai 140 juta rupiah pada triwulan I tahun 2013 karena adanya pengembangan bidang usaha. Koperasi ini tidak cepat puas dan terus menggali bidang usaha yang akan dimasukkan seperti sedang menyiapkan persyaratan menjadi kontraktor untuk lebih memperluas bidang usaha dalam mencapai kesejahteraan dan kesuksesan. Koperasi Sukma Mulya memiliki visi dan misi yaitu
Visi
Menjadi koperasi yang amaliah, modern, sehat
organisasi, sehat usaha dan sehat mental serta unggul di tingkat regional dan
nasional.
Misi
Taat dan patuh terhadap Pancasila, UUD 1945, Undang-Undang Perkoperasian
serta Peraturan Pelaksanaannya dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku,
serta melaksanakan amanah keputusan Rapat Anggota. Memotivasi anggota secara mandiri untuk
meningkatkan harkat derajat sendiri, sekaligus mengangkat citra perkoperasian. Meningkatkan
kopetensi sumber daya koperasi. Melaksanakan tata kelola operasional dengan
baik, efektif dan efisien. Mengimplementasikan inovasi, ilmu pengetahuan, teknologi
tepat guna yang ramah lingkungan.
Kutipan:
Moh. Hatta (1987:58) “Koperasi ini memiliki
rencana usaha dimana mencakup mengenai visi, misi, tujuan budaya bisnis,
strategi pengembangan, target-target jangka pendek dan menengah serta rencana
keuangan yang baik. Pembinaan kelembagaan dilakukan oleh koperasi Sukma Mulya
agar para anggota menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan kinerjanya melalui
profesionalisasi. Koperasi ini memiliki
usaha didalamnya dan memantapkan koperasi sebagai pilar ekonomi rakyat dalam
tatanan perekonomian yang demokratis dan berkeadilan. Dengan
demikian koperasi Sukma Mulya dapat membantu ekonomi perkoperasian di Indonesia
dan perekonomian rakyat”.
Daftar
pustaka:
Hatta, Moh. 1987. Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun.
Jakarta : Inti Idayu Press.